14-10-2015 |
Dalam menghadapi persaingan di era globalisasi dewasa ini, petani dan pelaku usaha agribisnis tanaman buah dituntut mau dan mampu menerapkan teknologi dalam berbudidaya tanaman secara baik dan benar. Hal ini dimaksudkan untuk menghasilkan produk buah-buahan yang aman konsumsi dan bermutu tinggi sesuai permintaan konsumen. Oleh karenanya perlu dikembangkan budidaya buah-buahan yang berorientasi pada pengembangan kawasan berbasis penerapan Good Agricultural Practices (GAP) atau Tata Cara Berbudidaya Tanaman yang Baik dan Benar. Senada dengan hal tersebut, agar penerapan GAP dapat berjalan secara optimal, Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten Pacitan memfasilitasi penyelenggaraan Sekolah Lapang GAP (SL-GAP) Jeruk Baby Pacitan di Kelompok Tani Maju Mapan, Desa Bandar, Kecamatan Bandar dan Kelompok Rukun Tani II, Desa Penggung Kecamatan Nawangan. Sehubungan dengan hal tersebut, pada Senin tanggal 12 Oktober 2015 dan Selasa, 13 Oktober 2015 masing-masing bertempat di bertempat di lahan SL-GAP dan Rumah Ketua Kelompok Tani telah diselenggarakan kegiatan SL-GAP pertemuan yang ke 5. Selain diikuti oleh 30 (tiga puluh) orang anggota kelompok tani, 2 (dua) orang pemandu kegiatan tersebut juga dihadiri oleh petugas hortikultura Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Pacitan, petugas lapang setempat, serta rombongan dari BPTP Jawa Timur yang diwakili oleh Bapak Gamal Pratomo dkk. Bapak Gamal Pratomo menyampaikan teknis budidaya tanaman Jeruk Baby Pacitan sekaligus praktek pembuatan pestisida nabati, bubur califoni,dan pupuk organik. Dalam pengarahannya menyampaikan agar petani jeruk senantiasa mengaplikasikan tatacara budidaya Jeruk Baby Pacitan yang baik dan benar sebagaimana tertuang dalam prinsip GAP untuk menghasilkan produk yang bermutu, aman konsumsi dengan tetap menjaga menjaga kelestarian lingkungan demi meningkatkan posisi tawar (bargaining position) petani dalam memenuhi peluang pasar yang berorientasi pada permintaan/selera konsumen. Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura yang diwakili Kasi Pengembangan Hortikultura enyampaikan bahwa petani dituntut untuk selalu peka dan responsif terhadap perkembangan teknologi dan kondisi pasar serta aktif menjalin kemitraan dengan para pelaku usaha dalam rangka memperluas jaringan pemasaran. Dukungan petugas lapang juga sangat diperlukan dalam memberikan bimbingan manajemen kelembagaan Kelompok Tani sebagai wadah aktivitas petani. Selain itu juga turut memberikan apresiasi atas antusiasme petani anggota Kelompok Tani Maju Mapan dan Rukun Tani II dalam mengikuti rangkaian pertemuan SL-GAP sejak awal hingga akhir kegiatan.