Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Kabupaten Pacitan mengadakan pertemuan koordinasi dengan ketua kelompok tani calon penerima Kegiatan Pengembangan Kawasan Aneka Cabai Tahun 2017. Pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 20 Februari 2017 bertempat di Hotel Remaja Pacitan yang dihadiri kurang lebih 40 peserta yang berasal dari 8 (delapan) kecamatan di wilayah Kabupaten Pacitan
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pacitan Ir.Pamuji,MP dalam pertemuan tersebut menyampaikan antara lain ;
- Berdasarkan data dari Dinas Pertanian dari Tahun 2011-2016 luas tanam cabai mengalami penurunan yang mengakibatkan produksi cabai juga menurun.
- Produktivitas cabai mengalami kenaikan namun masih dibawah produkstivitas cabai Jawa Timur dan Nasional.
- Diharapkan adanya ketergantungan antara pedagang dengan pemilik barang (petani cabai) sehingga harga tidak hanya ditentukan oleh pedagang yang cebderung merugikan petani
- Petani diharapkan berhasil bersama sehingga perlu ada kesatuan dalam kelembagaan
- Untuk menghasilkan produksi yang maksimal perlu diusahakan dengan sungguh-sungguh
Selain itu Kepala Dinas menyampaikan bahwa pengembangan cabai di Kabupaten Pacitan dilakukan melalui pendekatan kawasan, yang dipandang efektif dengan sistem agribisnis yang berkelanjutan. Kawasan ini diisi dengan kegiatan agribisnis, mulai dari penyediaan sarana produksi, budidaya, penanganan dan pengolahan pasca panen hingga pemasaran serta berbagai kegiatan pendukungnya,”
Ia menjelaskan, pendekatan ini ditujukan untuk mengubah aktivitas pertanian dari kondisi subsistem menjadi kegiatan komersial yang berdaya saing tinggi, dengan membaginya lagi dalam 3 macam kelas, Inisial (awal), Terintegrasi (potensial untuk dikembangkan), dan Intensif ( berkembang).
Kawasan cabai besar diantaranya di Kecamatan Bandar, Nawangan, tegalombo dan Arosari sedangkan kawasan cabai rawit di Kecamatan Pacitan,Kebonagung, Punung dan Ngadirojo.
Diharapkan dengan pertemuan koodinasi dengan kelompok tani ini bisa sharing terkait permasalahan-permasalahan yang sering dihadapi petani di lapangan