Pengembangan Kawasan Areal Jeruk 105 Hektar di Kabupaten Pacitan

Monitoring jeruk di Kecamatan Bandar

                                                                                       Monitoring jeruk di Kecamatan Bandar

Pengembangan kawasan jeruk diarahkan untuk terbentuknya suatu wilayah sentra produksi yang membentuk klaster usaha agribisnis buah yang terintegrasi. Komoditas yang dikembangkan adalah komoditas-komoditas yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan diharapkan akan meningkatkan kesejahteraan petani penerima manfaat. Oleh karena itu, untuk mendukung tercapainya sasaran dan harapan tersebut, maka dalam pelaksanaannya pengembangan kawasan jeruk didukung dengan adanya identifikasi, sosialisasi, pembinaan, pendampingan, pelatihan/peningkatan kapabilitas, hingga monitoring dan evaluasi kegiatan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Pengembangan Kawasan Jeruk tahun 2015 di Kabupaten Pacitan sebanyak 105 Ha terbagi dalam tiga kecamatan yaitu Kecamatan Tegalombo (15 ha), Kecamatan Bandar (28 ha) dan Kecamatan Nawangan (62 ha). Masing-masing kelompok tani selain mendapat bantuan bibit juga mendapatkan bantuan sarana produksi budidaya berupa pupuk organik, pupuk majemuk dan pupuk hayati. Penumbuhan dan pengembangan kawasan jeruk dilakukan pada lahan tegalan dan/atau pekarangan milik petani.

Droping bibit Jeruk Baby Pacitan ke lokasi bisa dimulai pada akhir bulan November tahun 2015. Hal ini disebabkan karena hujan belum merata di lokasi calon penerima bantuan bibit jeruk. Pemberian sarana produksi yang diperlukan dan menjamin keberhasilan pengembangan kawasan jeruk, antara lain benih bersertifikat dengan spesifikasi benih yang dikeluarkan oleh Direktorat Perbenihan Hortikultura.

Bibit Jeruk diperiksa oleh Tim Pemeriksa Distanak Kab.Pacitan

Bibit Jeruk diperiksa oleh Tim Pemeriksa Distanak Kabupaten Pacitan

Bibit Jeruk Baby Pacitan

                                              Bibit Jeruk Baby Pacitan

Untuk menambah wawasan pengetahuan terkait dengan budidaya jeruk diadakan Sekolah Lapang bagi Petani (SL-GAP). Jika selama ini para petani terkesan kurang maksimal dalam mengelolah pertanian, dengan adanya sekolah lapang maka petani dapat berpikir lebih maju karena telah dibekali dengan ilmu pengetahuan pertanian. Selain itu adanya SL-GAP dapat menjadi motivasi dalam berinspirasi bagi para petani dalam meningkatkan hasil produksi pertanian yang dikelolanya supaya meningkatkan perekonomian petani.

Tim Teknis imemantau bantuan bibit di Kelompok Tani

Tim Teknis memantau bantuan bibit di Kelompok Tani