Kelompok tani cabai yang ada di Kabupaten Pacitan yang melaksanakan program pemerintah Gerakan Tanam Cabai saat Kemarau” (GTCK) ada 7 kelompok tani yaitu Kecamatan Nawangan (1 kelompok), Kecamatan Bandar (5 Kelompok) dan Kecamatan Tulakan (1 kelompok). Masing-masing kelompok mendapat luasan 1 hektar sehingga total luasan yang mnegikuti program GTCK sebanyak 7 (tujuh) hektar. Diharapkan dengan program pergantian kalender tanam dinilai mampu meningkatan produktifitas petani cabai. Mengubah kalender tanam yang dimaksud adalah mengubah pola waktu masa tanam, yakni menanam cabai pada musim panas dan akan dipanen pada musim hujan.
Kebanyakan petani cabai di Kabupaten Pacitan memulai tanam di musim hujan dan panen pada musim kemarau. Jika menanam cabai pada musim kering, maka petani akan menghadapi kelangkaan air/sumber air terbatas, kurang modal pada petani sehingga tidak bisa membangun sumur atau menyewa pompa air karena ongkosnya mahal. Alasan lainnya adalah biasanya saat kemarau banyak hama penyakit dan pertumbuhan vegetatif terganggu, sehingga berpengaruh terhadap daya tahan tanaman.
Sedangkan apabila petani menanam cabai saat musim hujan maka resiko gagal panen lebih tinggi dengan resiko serangan hama tanaman, bunga tanaman juga bisa rontok dan buah mudah busuk. Tidak hanya itu, pada musim hujan kegiatan distribursi akan terganggu, sebab hasil panen yang diangkut akan mudah rusak dalam perjalanan.
Bantuan Pemerintah
Adanya dukungan dari pemerintah melalui dana APBN maka Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten Pacitan ikut mendukung program GTCK. Terbatasnya anggaran dan kesiapan kelompok dalam menerima program tersebut maka ada tujuh kelompok tani yang siap melaksanakan program GTCK tersebut.
Bantuan pompa air dan instalasi irigasi sederhana sangat diperlukan mengingat tiap musim kemarau petani selalu menghadapi permasalahan ketersediaan air. Dengan bantuan ini diharapkan cabai dapat tanam pada musim kemarau. Bantuan lain yang pemerintah sediakan adalah saprodi budidaya tanaman cabai (benih bermutu, benih bermutu, pupuk majemuk, pupuk hayati, dan mulsa plastik perak), sarana prasara budidaya cabai (pH meter, sprayer elektrik, rain shelter) dan sarana pasca panen cabai (keranjang panen) serta plastik UV /rain shelter.
Setiap setengah hektare lahan tanaman cabai mendapat bantuan mesin pompa berikut torn, dan pipanya. Dipilihnya tujuh poktan itu karena merupakan sentra tanaman cabai, serta memiliki sumber air yang memadai namun tidak dapat disalurkan ke lahan pertanian tanaman cabai.
Diharapkan program tersebut akan mampu meningkatan produktifitas cabai, sehingga akan meningkatkan kesejahteraan petani.