Untuk memenuhi tuntutan konsumen domestik maupun global akan produk tanaman hortikultura yang aman, bermutu dan ramah lingkungan, maka penerapan pedoman Good Agricultural Practices (GAP) dan Standard Operating Procedure (SOP) merupakan hal yang perlu dilakukan di tingkat lapang. Oleh karena itu diperlukan upaya peningkatan pengetahuan, keterampilan dan perubahan pemahaman dan sikap petugas serta produsen/petani tanaman buah dalam melaksanakan sistem budidaya buah yang baik dan benar, sesuai dengan SOP spesifik lokasi yang telah disusun di daerah.
Penerapan GAP dalam budidaya tanaman buah dimaksudkan untuk memperbaiki proses produksi menjadi lebih ramah lingkungan, meningkatkan kualitas produk sesuai standar, memungkinkan penelusuran balik semua aktivitas proses produksi dan dapat dilacak balik bila terjadi masalah atau keluhan (keracunan) dari konsumen setelah mengkonsumsi buah, serta meningkatkan daya saing dalam memasuki pasar global.
Penggunaan pestisida dalam pengendalian OPT merupakan alternatif terakhir. Untuk memperkecil dampak negatif pestisida yaitu dengan menggunakan pestisida yang efektif, pestisida yang mudah terurai, waktu aplikasi yang tepat, dosis dan konsentrasi efektif terhadap OPT sasaran, tepat sasaran, aplikasi terakhir sejauh mungkin sebelum panen, alat aplikasi yang tepat.
Namun saat ini pestisida menjadi pilihan karena dapat diaplikasikan secara mudah, dapat diaplikasikan hampir di setiap tempat dan waktu, hasilnya dapat dilihat dalam waktu singkat, dapat diaplikasikan dalam areal yang luas dalam waktu singkat, dan mudah diperoleh dan dijumpai di kios-kios pedesaan sampai pasar swalayan di kota besar.
DAMPAK NEGATIF PENGGUNAAN PESTISIDA
Beberapa hal dampak negatif penggunaan pestisida apabila penggunaannya tidak sesuai dengan aturan antara lain; keracunan dan kematian pada manusia, keracunan dan kematian pada ternak dan hewan piaraan, keracunan dan kematian pada satwa liar, keracunan dan kematian pada ikan dan biota air lainnya, keracunan dan kematian pada biota tanah, keracunan dan kematian pada tanaman, keracunan dan kematian pada musuh alami OPT, terjadinya resistensi, resurjensi, dan perubahan status OPT, pencemaran lingkungan hidup,residu pestisida yang berdampak negatif terhadap konsumen, dan terhambatnya perdagangan hasil pertanian.
RESIDU PESTISIDA PENTING
Residu pestisida menjadi sangat penting diperhatikan karena kesadaran individu (konsumen) terhadap pengaruh negatif residu pestisida sudah mulai tumbuh dengan memilih produk yang aman konsumsi atau residu pestisida < MRL, ketatnya persyaratan keamanan pangan dengan meningkatnya tuntutan terhadap mutu pangan (kualitas produk) dan hambatan perdagangan hasil pertanian terutama dalam ekspor dimana residu pestisida menjadi persyaratan internasional yang ditetapkan oleh Codex Alimentarius Commision (CAC). CAC telah menetapkan Maximum Residue Limits (MRLs) / Batas Maksimum Residu (BMR).
TEKNIK PEMILIHAN PESTISIDA
Pestisida yang diaplikasikan harus yang sudah terdaftar, memenuhi kriteria 8/6 tepat (jenis, mutu, dosis/konsen-trasi, waktu, sasaran, alat/ cara) dan memilih yang mudah terurai / tidak persisten (berada di alam dlm jangka panjang) yaitu Decomposition Time (DT-50) yang rendah
CARA-CARA PENGGUNAAN PESTISIDA AGAR RESIDU MINIMUM
JENIS : sesuai kelompok sasaran (serangga hama, cendawan, virus, bakteri, nematoda, ikan, moluska, akarina, dll.)
MUTU : formulasi/bahan teknis, bahan aktif standar yang didaftarkan à lihat label, pemeriksaan laboratorium
DOSIS dan KONSENTRASI : dosis kg atau lt / ha, konsentrasi gr atau ml per ltr air / pelarut lain (dalam label)
WAKTU : populasi dan tingkat serangan > ambang ekonomi/pengendalian, waktu stadia populasi peka, jangka waktu sebelum panen
SASARAN : tdk pada bagian yang dikonsumsi, hanya pada bagian terserang
ALAT / CARA : kenali dan pahami cara penggunaan alat aplikasi (sprayer : hand, power, mist blower), duster, fogger, dll.
EFEKTIVITAS DAN KEAMANAN PENGGUNAAN PESTISIDA
Efikasi dan fitotoksisitas sesuai pendaftaran :
Cara kerja pestisida (mengganggu kerja cholin esterase, menghambat foto-sintesa, menghambat/mendorong pembentukan sel),
Cara masuk : racun kontak, mulut (perut/ lambung), pernafasan
Sifat translokasi dlm jaringan tanaman (sistemik, non sistemik)
Toksikologi (mamalia) : akut, iritasi mata dan kulit, sensitisasi (dapat/tidak menimbulkan gejala sensitisasi pada kulit apabila kontak dengan pestisida), toksisitas.
LANGKAH-LANGKAH PENGGUNAAN PESTISIDA
1. Siapkan bahan pestisida yang akan digunakan (harus yang terdaftar), fisiknya memenuhi syarat (layak pakai), sesuai jenis dan keperluan, dan peralatan yang sesuai dengan cara yang akan digunakan (apakah volume tinggi/rendah)
2. Siapkan perlengkapan keamanan/pakaian pelindung, seperti sarung tangan, masker, topi, sepatu kebun dan kaca mata
3. Periksa alat aplikasi (yang sesuai sasaran) dan bagian-bagiannya sehingga tidak mengganggu pelaksanaan aplikasi pestisida
HAL YANG PENTING DALAM PERSIAPAN PENGGUNAAN :
1. Pada waktu aplikasi, pelaksana/petani harus memakai perlengkapan keamanan : sarung tangan, baju lengan panjang, topi, sepatu kebun, dan masker/sapu tangan bersih untuk menutup hidung dan mulut selama aplikasi dan kaca mata.
2. Pada waktu aplikasi jangan berjalan berlawanan dengan arah datangnya angin dan tidak melalui area yang telah diaplikasi pestisida.
3. Sebaiknya pagi hari atau sore hari.
PENGUJIAN RESIDU PESTISIDA
Untuk melihat sejauh mana residu pestisida dengan melihat nilai ADI (Acceptable Daily Intake) : nilai paparan residu yang dapat ditolelir pada manusia : < 0,015 mg/kg/hari = tingkat residu yang diperkirakan aman bagi manusia < 1 ppm
PEMBUANGAN SISA PESTISIDA
1. Sisa campuran pestisida/larutan semprot tidak dibiarkan/disimpan terus dalam tangki, karena lama–kelamaan akan menyebabkan tangki berkarat/rusak
2. Cucilah tangki yang telah kosong dan peralatan lainnya sebersih mungkin sebelum disimpan ditempat yan aman.
3. Air bekas cucian tidak mencemari saluran air, kolam ikan, sumur, sumber air, dan lingkungan perairan lainnya.
4. Musnahkan/bakarlah kantong/wadah bekas pestisida atau bekas mencampur benih dengan pestisida, atau dengan menguburnya dalam tanah ditempat yang aman.