Berbekal mimpi Kecamatan Pringkuku menjadi sentra Jeruk Keprok Siem Madura. Tanaman ini mulai dikembangan di Kabupaten Pacitan sejak tahun 2015 diawali dari Desa Sobo dan Desa Pringkuku.
Program tersebut merupakan implementasi Kementerian Pertanian yang mengembangkan komoditas unggulan melalui pengembangan kawasan yang terpadu secara veertikal dan horizontal dengan konsolidasi usaha produktif berbasis lembaga ekonomi masyarakat, berdaya saing tinggi, berkualitas internasional. Akhirnya berdampak langsung pada peningkatan ekonomi petani berkelanjutan.
Namun menanam jeruk bukan perkara yang yang mudah, banyak aspek yang kudu diperhatikan, tanaman ini harus dirawat seperti halnya bayi, terlebih pada hama yang biasa menyerang. Langkah cepat harus dilakukan demi menyelamatkan tanaman jeruk tersebut melalui Bimbingan teknis. Hari rabu tanggal 28 Agustus bertempat di Poktan Gondang Rejo II Desa Pringkuku Kecamatan Pringkuku dilaksanakan bimbingan teknis rehabilitasi tanaman jeruk oleh Tim Teknis Tanaman hortikultura Dinas Pertanian Kabupaten Pacitan. Bimbingan tersebut menitikberatkan pada upaya pengendalian hama dan penyakit pada tanaman jeruk yang mudah serta ramah lingkungan.
Bimtek tersebut melibatkan petugas dan petani jeruk di dua desa dan sekitar dengan praktek langsung membuat bubur california dan emulsi sabun untuk mengendalikan OPT pada tanaman jeruk. Bubur california merupakan pestisida untuk mengendalikan penyakit diplodia yang bisa dibuat sendiri, karena bahannya sangat sederhana yaitu campuran belerang dengan kapur tohor kemudian dicampur air bersih dan dipanaskan, seperti membuat bubur. Bubur california efektif untuk pengendalian penyakit diplodia pada jeruk, baik diplodia basah maupun diplodia kering. Aplikasi bubur California pada tanaman jeruk dengan cara melaburkan pada batang tanaman. Sebelum dilabur batang tanaman dibersihkan dengan sikat atau ijuk terlebih dahulu.Sedangkan emulsi sabun berbahan sabun, minyak tanah dan air berfungsi untuk mengendalikan hama kutu dan embun jelaga yang menyerang tanaman jeruk. Tujuan dari bimbingan teknis ini adalah upaya pengendalian OPT ramah lingkungan dengan menurunkan penggunaan pestisida kimia. Penggunaan pestisida selain berdampak positif juga dapat menimbulkan dampak negatif bila penggunaannya kurang bijaksana, karena dapat menyebabkan resurgensi, resistensi, matinya musuh alami, dan pencemaran lingkungan melalui residu yang ditinggalkan serta dapat menyebabkan keracunan pada manusia yang dampaknya untuk jangka panjang lebih merugikan dibandingkan dengan manfaat yang diperoleh. Oleh karena itu, dewasa ini perhatian pada pengendalian yang lebih ramah lingkungan semakin besar untuk menurunkan penggunaan pestisida sintetis. Peluang dan prospek pengendalian OPT yang ramah lingkungan ini cukup besar untuk dikembangkan terutama dalam mengahadapi pasar global karena teknologinya mudah dan biayanya lebih murah dibandingkan dengan pestisida.
Peningkatan pengetahuan petani terhadap berbagai potensi akan akan berimbas langsung pada panen yang menjanjikan, sehingga pengembangan kawasan jeruk di Pringkuku berhasil.